Kamis, 17 Oktober 2013

Rasa Syukur

Sharing sedikit mengenai rasa syukur.

Kehamilan adalah hal yang menakjubkan, melelahkan sekaligus mendebarkan. Rasa senang ketika sang janin bergerak di dalam perut, melelahkan bahwa bobot tubuh bertambah dan mendebarkan ketika kita bertanya-tanya seperti apa rupanya kelak.


Kehamilan kedua sempat tanpa sengaja memecahkan barang, dan menggeser perabot. Hal ini biasanya disebut pamali. Dalam hati udah amit-amit dan berdoa semoga bayi baik-baik saja tanpa kekurangan atau cacat apapun.

Akhirnya hari persalinan pun tiba, dengan operasi Caesar, ketika sang bayi telah dibersihkan dan diukur, dokter anak memperlihatkan sang bayi sekilas kepada saya dalam bungkusan selimut, semua tampak normal, saya juga sempat menanyakan keadaan bayi kepada dokter, "Normal semua kan, Dok?" Dokter mengiyakan.

Menunggu dipindahkan ke ruang rawat inap, saya sempat bertemu suami. Kata suami ada daging lebih di pipi bayi kami, cukup mengganggu katanya. Dalam hati saya sudah was-was.
Ketika sudah dipindahkan ke kamar rawat, sang bayi akhirnya didorong masuk ke dalam ruangan. Kami semua bersuka cita kehadiran anggota keluarga baru kami. Kami menamakannya Audrey Mikaela Casterine. Saya melihat wajahnya. Ada 2 daging lebih seukuran kacang hijau. Secara estetika memang cukup mengganggu karena adanya di wajah mungil Audrey. Dua hari di rumah sakit selalu bertanya-tanya dalam hati, apa yang sudah kulakukan ketika hamil sehingga bisa begini, dilahirkan dengan 'kelebihan". Ada rasa sedih dan sesal dalam hati.


Dua hari kemudian di ruang laktasi, saya melihat seorang suster memberikan susu kepada bayi dan ditemani ibu si bayi. Pemberian susu dibantu dengan selang. Dalam pikiran saya mungkin si bayi tidak bisa menyusu dengan botol. Ketika si bayi selesai diberi susu dan digendong untuk disendawakan, saya melihat sekilas bayi tersebut yang tangannya dipakai tag berwarna pink (yang menandakan anak perempuan). Ya Tuhan....bibir atas anak tersebut tidak ada. Aku terdiam sesaat. Ibunya tetap tabah dan penuh kasih sayang menyayangi anaknya.Mungkin sang ibu merasakan kehadiran saya dan mencoba mengobrol dengan saya, " Iya sumbing, kata dokter baru bisa operasi setelah 6 bulan". Berusaha tampak biasa saja saya juga bilang "Iya, anak saya juga baru habis operasi, ada daging tumbuh" (Suami dan saya setelah berkonsultasi dengan dokter bedah memutuskan untuk membedah daging lebih tersebut). Ngobrol-ngobrol sekilas akhirnya ibu beserta bayinya kembali ke ruang rawatnya.Dalam keheningan sambil terus menyusui saya menatap Audrey, berdoa dan bersyukur dalam hati. 


Saat ini Audrey memasuki usia 4 bulan, tumbuh sehat, ceria dan murah senyum. 



Bekas operasi walau masih ada, tapi tidak terlihat begitu jelas. Mungkin kelak ketika dia besar aku akan sering mengulang kisah ini, untuk mengingatkan untuk selalu bersyukur. :)

Be grateful.

Tidak ada komentar: